Gambar Penyakit Kelamin Beserta Penjelasannya

Gambar Penyakit Kelamin sudah di jelaskan pada postingan sebelumnya. Karena sebelumnya menjelaskan penyakit kelamin hanya secara singkat sekarang kami akan membahas tentang penyakit kencing nanah secara lengkap.

Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. 


Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan konjungtiva. Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

Tidak semua orang yang terpajan gonore akan terjangkit penyakit, dan resiko penularan dari laki – laki kepada perempuan lebih tinggi daripada penularan perempuan kepada laki – laki, terutama karena lebih luasnya selaput lendir yang terpajan dan eksudat yang berdiam lama, divagina. Setelah terinolkulasi, infeksi dapat menyebar ke prostat, vas deferent, vesicular semminalis, epididimis, dan testis pada laki-laki dan ke uretra, kelenjar skene, kelenjar bartolin, endometrium, tube falopi, dan rongga peritoneum menyebabkan PID pada perempuan.

PID adalah menyebab utama infertilitas pada perempuan. Infeksi gonokokus dapat menyebar melalui aliran darah, menimbulkan bakteremia gonokokus. Bakteremia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan tetapi apabila dibandingkan lebih sering terjadi pada perempuan. Perempuan beresiko tinggi mengalami penyebaran infeksi pada saat haid. Penularan perinatal kepada bayi saat lahir, melalui os servik yang terinfeksi, dapat menyebabkan konjungtivitis dan akhirnya kebutaan pada bayi apabila tidak diketahui dan diobati.

Etiologi

Gambar Penyakit Kelamin Beserta Penjelasannya - Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat patogen yang di temukan oleh Neisser dari Polandia pada tahun1879 dan baru diumumkan apada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk bji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarna gram bersifat gramnegatif , terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering , tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan zat disinfektan. Secara marfalogi gonogok terdiri atas 4 tipe ,yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang yang bersifat virulen dan bersifat nonvirulen pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.

Kuman Neisseria gonorrhea paling mudah menginfeksi daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang atau imatur, misalnya pada vagina wanita yang belum pubertas.

Galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan galur gonokokus yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat merusak penisilin menjadi senyawa inaktif, sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatnya, walaupun gejala dengan peninggian dosis

Bakteri ini melekat dan menghancurkan membrane sel epitel yang melapisi selaput lender, terutama epitel yang melapisi kanalis endoserviks dan uretra. Infeksi ekstragenital di faring, anus, dan rectum dapat dijumpai pada kedua jenis kelamin. Untuk dapat menular, harus terjadi kontak langsung mukosa ke mukosa.

Faktor Resiko

Studi Epidemiologi menunjukkan faktor-faktor risiko terjadinya gonore meliputi :
1.    Adanya sumber penularan penyakit
2.    Bergonta – ganti pasangan seksual
3.   Tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual , penggunaan kondom hanya sebagai pencegah kehamilan bukan sebagai pencegah penularan penyakit gonore, prostitusi, kebebasan individu dan ketidaktahuan serta keterbatasan sarana penunjang. (Daili, 2005 :4).

Tanda dan Gejala

a)   Pada pria

1.        Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang - kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan.
2.        Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
3.        Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra
4.        Retensi urin akibat inflamasi prostat
5.        Keluarnya nanah dari penis atau kadang-kadang sedikit mengandung darah.
6.        Tempat masuk kuman pada pria di uretra manimbulkan uretritis. Yang paling sering adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar sehingga terjadi komplikasi. Komplikasi bisa berupa komplikasi lokal, yaitu : tisonitis, parauretritis, littritis, dan cowperitis. Komplikasi asenden, yaitu : prostatitis, vesikulitis vas deferentitis/funikulitis epididimitis, trigonitis ; dan komplikasi diseminata.
7.        Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis atau bagian distal uretra, perasaan nyeri saat ereksi.

b)      Pada wanita

1.      Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
2.      Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
3.       Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
4.      Nyeri ketika berkemih
5.      Keluarnya cairan dari vagina
6.      Demam
7.      Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
8.      Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
9.      Pada umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama keadaan tidak enak badan

Komplikasi

a)      Pada Pria

1.         Tysonitis, biasanya terjadi pada pasien dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang kurang baik. Diagnosis dibuat berdasarkan ditemukannya butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan menjadi akses dan merupakan sumber infeksi laten.

2.         Parauretritis, sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara parauretra.

3.         Radang kelenjar Littre (littritis), tidak mempunyai gejala khusus. Pada urin ditemukan benang-benang atau butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat dapat terjadi abses folikular. Diagnosis komplikasi ini ditegakkan dengan uretroskopi.

4.         Infeksi pada kelenjar Cowper (Cowperitis), dapat menyebabkan abses. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan di daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati, abses akan pecah melalui kulit perineum, uretra, atau rektum dan mengakibatkan proktitis.

5.         Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak di daerah perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing sampai hematuria, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar, dan obstipasi. Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan, dan adanya fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati abses akan pecah, masuk ke uretra posterior atau ke arah rektum mengakibatkan proktitis.

6.         Gejala prostatitis kronik ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang menetap. Terasa tidak enak di perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama. pada pemeriksaan prostat teraba kenyal, berbentuk nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostat biasanya sulit menemukan kuman gonokok.
7.         Vesikulitis ialah radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatorium, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau apididimitis akut. Gejala subyektif menyerupai gejala prostatitis akut, yaitu demam, polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada waktu ereksi atau ejakulasi, dan sperma mengandung darah. Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba vesikula seminalis yang membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas prostat. Ada kalanya menentukan batas kelenjar prostat yang membesar.

8.         Pada vas deferentitis atau funikulitis, gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama.

9.         Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis biasanya disertaivas deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis ini adalah trauma pada uretra posterior yang disebabkan oleh pengelolaan atau kelalaian pasien sendiri. Epididimis dan tali spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis dapat mengakibatkan sterilitas.

10.     Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Gejalanya berupa poliuria, disuria terminal, dan hematuria.

b)   Pada Wanita

1.         Parauretritis. Kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang terjadi.

2.         Kelenjar bartholin dan labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan, terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien sukar duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa atau kulit. Bila tidak diobati dapat rekurens atau menjadi kista.

3.         Salpingitis, dapat bersifat akut, subakut atau kronis. Ada beberapa faktor predisposisi, yaitu masa puerpurium, setelah tindakan dilatasi dan kuretase, dan pemakaian IUD. Infeksi langsung terjadi dari serviks melalui tuba fallopi ke daerah salping dan ovum sehingga sehingga dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PRP). Gejalanya terasa nyeri didaerah abdomen bawah, duh tuba vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal. PRP yang simtomatik atau asimtomatik dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba sehingga dapat mengakibatkan infertilitas atau kehamilan diluar kandungan.

Diagnosis banding yang perlu dipikirkan antara lain kehamilan di luar kandungan, apendisitis akut, abortus septik, endometriosis, ileitis regional, dan divertikulitis. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pungsi kavum Douglas, kultur, dan laparoskopi.